TEMPO.CO, Balikpapan - Siti Aminah duduk selonjor diatas dipan kayu rumah panggungnya. Sesekali, dia tersenyum ramah ke setiap orang yang memasuki Kampung Wisata, Teluk Seribu, Balikpapan, Kalimantan Timur.
“Iya mas, sedang bersantai dengan tetangga nih,” kata dia sembari menengok tetangganya yang berdiri di samping pagar perkampungan nelayan Kelurahan Manggar ini, Rabu (1/3).
Perempuan paruh baya ini sudah terbiasa dengan lalu lalang warga yang penasaran dengan revitalisasi Teluk Seribu Balikpapan. Kawasan yang dulunya kumuh, kini disulap menjadi tujuan wisata kampung nelayan Balikpapan. “Semenjak diresmikan Wali Kota Balikpapan kampung jadi ramai sekarang,” kata Siti Aminah. (Baca: Kampung Yang Mewarnai Teluk Seribu Di Balikpapan)
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendy meresmikan kampung nelayan Teluk Seribu sebagai tujuan wisata wisata alam asli Kalimantan. Pelancong diajak menyusuri Sungai Manggar beserta suguhan kerimbunan hutan mangrove, primata bekantan, dan buaya muara yang panjangnya mencapai lima meter. “Upaya kami lakukan secara bertahap agar Teluk Seribu layak menjadi lokasi wisata baru di Balikpapan,” kata Rizal.
Memang bukan perkara gampang menyulap perkampungan kumuh menjadi lebaih menarik. Rumah panggung nelayan pun di cat warna warni untuk memberikan keceriaan suasana. “Kami melakukan upaya pengecatan dengan swadaya masyarakat.Terinspirasi kampung warna warni di Jodipan Malang,” kata Rizal.
Pengecatan 235 unit rumah Teluk Seribu menghabiskan 5 ribu liter cat dominasi warna ngejreng dan mencolok. Pengecetan dilakukan semenarik mungkin demi mengubah citra kampung yang dulunya jorok menjadi lebih bersih dan penuh rona
Setelah dijadikan kampong wisata, kata Rizal, kunci utama kini terletak pada masyarakat di sana. Warga Teluk Seribu, kata Rizal, harus mampu menjaga kebersihan lingkungan. “Jangan membuang sampah di sungai. Karena mengarungi sungai disini bisa menjadi obyek wisata menjanjikan di Balikpapan,” ujar dia.
Selanjutnya: Berlayar Satu Jam Di Sungai Manggar